Jumat, 03 Desember 2010

Mengangkat Mental Anak Angkat

MENGANGKAT MENTAL ANAK ANGKAT

Meski pahit, suatu saat kebenaran harus diungkapkan. Intensitas dan kualits komunikasi menjadi penawarnya.
Budi (nama samaran) masih ingat akan kegalauannya 13 tahun yang lalu. Saat itu ia masih duduk di bangku SMA diYogyakarta. Budi curiga dia bukan anak kandung dari ayah dan ibu yang mengasuhnya. Maklum ia hanya anak tunggal. Secara fisik dia berbeda dengan ayanya apalagi dengan ibunya. Budi yang saat itu tinggal indekos jauh dari orang tuanya, sempat beberapakali bertanya mengenai statusnya setiap kali bertemu dengan mereka namun orang tuanya menjawab bahwa ia adalah anak kandung mereka. Merasa tak puas atas jawaban orang tuanya. Budi melarikan diri kedalam kubangan minuman keras dan obat-obatan terlarang. Keluarganya yang tinggal diBali kurang tahu soal kegalauan Budi.
Hingga akhirnya Budi sempat mengalami koma karena menenggak berbagai jenis minuman keras. Ditambah dengan obat-obatan terlarang. Ayah dan Ibunya lalu terbang ke Yogyakarta, mereka mulai kawatir akan komdisi Budi. Kemudian keluarga memutuskan membuka rahasia yang mengantui Budi . setelah sembuh dari koma keluarga memutuskan membertahu muasal Budi. Ternyata orang yang selama ini di panggil oleh Budi, paman dan bibi itulah orang tua biologisnya. Sedangkan selama ini yang di panggil Budi, ayah dan ibu adalah paman dan bibinya.
Menurut pisikolog dari Ashanda Consulting, Aschinfina Handayani, letak persoalan Budi adalah komunikasi. Orang tua kandung belum tentu bisa terbuka komunikasinya. Komunikasi bergantung pada faktor intensitas dan kualitas. Terlebih kominikasi untuk menjelaskan sesuatu yang penting. Dalam kasus Budi komunikasi tidak terjalin, saat ia masih kecil, tidak ada yang menyinggung statusnya. Maklum, semenjak di ambil sebagai anak angkat, Budi ikut ayah angkatnya pindah tugas ke yoygakarta. Namun setelah memasuki usia remaja,Budi sering mempertanyakan tentang statusnya.
Aschinfina menjelaskan, kebenaran status anak angkat sebaiknya diungkapkan saat si anak sidah memasuki akil balig atau saat usia 11-12 tahun. Pada usia ini anak sudah masuk tahapan kognitif dan sudah memakai akalnya dengan logis “ dia dapat menyerap informasi dengan baik”. Namun hal ini perlu di persiapkan. “ persiapan bisa di lakukan sejak masa persekolah atau saat usia SD” kata Aschinfina. Pada saat persekolah, persiapan bisa dilakukan lewat model permainan. Misalnya , dengan model permainan boneka. Si boneka memiliki banyak orang tua yang menyayanginya .
Jika sudah memasuki usia sekolah, persiapan bisa dilakukan dengan memakai nama panggilan yang berbeda pada kedua oran tuanya. “Misal, memnggil bunda untuk ibu kandung biologisnya , dan memanggil mama untuk ibu angkatnya,” kata Aschinfina. Persiapan ini perlu di lakukan agar mental anak angkat tak turun setelah mengetahui status mereka sebenarnya.


Kapan member tahu?
1. Mulailah dengan menjelaskan konsep adopsi saat anak mulai paham. Bicarakan hal-hal yang mendasar dulu.
2. Bagi anak usia peremaja dan remaja, berikanlah kepada mereka fakta yang lebih spesifik.
3. Beri tahu anak remaja dan dewasa muda hanya apa yang ingin mereka ketahui.
4. Pertimbanagkan kesehatan mental anak. Apakah mereka cukup kuat untuk menerima tentang sejarah keluarga mereka. Mungkin anda membutuhkan psikologi untuk bagian ini.
5. Undur waktu hingga anak berusia dewasa jika anda belum siap memberikan penjelasan.


Bagaimana jika mereka bertanya?
S
aat anak angkat bertanya tentang keluarga biologis mereka, ada tiga hal yang harus di ingat. Pertama , umumnya mereka hanya ingin tahu soal asal-muasal mereka. Kedua, mereka tak ingin tahu bahwa keluarga asli mereka pernah melakukan hal-hal buruk, meski mereka ingin mendengar kebenerannya. Ketiga, menyembunykan kebenaran sering kali menjadi bumerang.
Ini yang harus di ingat
1. Cari tahu soal asal-muasal dan sedikit sejarah tentang keluarga anak yang akan di angkat. Jika datang saatnya member tahu, jangan menduga-duga tentang orang tua mereka.
2. Jika bisa menghubungi keluarga asli si anak, tanyakan apakah mereka ingi tahu mereka tahu tentang mereka.
3. Catatlah apapun yang anda dapat. Mungkin itu berguna bila suatu kali anak angkat anda membutuhkannya. Anda tak bisa mengingat semua hal tanpa catatan.
4. Pastikan si anak yakin bahwa anda mengangkat mereka karena anda mencintai mereka.
5. Jangan menghina keluarga biologis mereka. Bagaimanapun, itu adalah keluarga anak angkat anda juga.
6. Jujurlah. Jangan menutupi kenyataan dengan kisah-kisah manis atau membelok-belokanya seolah-olah proses adopsi mereka sangat kacau-balau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar